• Breaking News

    Janjikan akses jalan, penjaga lahan sulit tertolong akibat lambat menuju rumah sakit

     

    Akses keluar masuk sulit, gunakan kayu bekas 


    HAVIA WORLD | BALI |
    Badung - Seminyak, Kemanusiaan akan menjadi cedera bila selalu melandasi kepentingan akan uang lebih terdepan. Kisah yang sangat memilukan ini terjadi pada lahan kosong yang terletak di belakang Cocoon Beach Club, Seminyak. Lahan yang tidak memiliki akses jalan keluar masuk ini, pemilik dan penjaga lahan bertahun-tahun keluar masuk menggunakan sebuah tracking semi permanen untuk akses jalan mereka.

    Kondisi itu terpantau sepanjang puluhan meter tampak melayang di atas sebagian lebar sungai. Lahan tersebut ditempati oleh beberapa orang asal wilayah timur Indonesia untuk menjaga lahan oleh perwakilan pemilik lahan.

    Ditanya akses jalan yang terbuat dari kayu sisa tersebut, mereka menjawabnya dengan nada pasrah dan akses itu dibangun sudah bertahun-tahun yang lalu. "Tidak ada akses jalan pak, sudah terbangun gedung besar. Pemilik lahan sudah berusaha untuk mendekati pemilik lahan sebelah, tetapi sepertinya belum ada perkembangan apa-apa, "jawab Transisius, Rabu (24/11/2021).

    Akses yang rawan jebol ini sulit untuk keluar masuk, seperti membawa galon air minum dan beraktivitas. Ia juga menceritakan bahwa salah satu rekannya ada yang meninggal beberapa bulan yang lalu (Sebastian Sasi), karena kondisi sakit dan sulitnya akses saat ia kritis untuk segera ke rumah sakit, akhirnya korban meninggal dunia.

    "Almarhum adalah keluarga yang sudah bertahun-tahu  bersama kami menjaga lahan ini. Disini ia tinggal bersama anak dan istrinya, karena 2 bulan lalu dia sakit dan saat kami melarikan ke rumah sakit mungkin terlambat tiba ia tidak dapat tertolong, "jelasnya menerangkan sakit akibat serangan jantung.
    Istri korban yang kepergiannya meninggalkan istri dalam keadaan hamil 6 bulan, "Coba saja ada akses keluar masuk yang lebih baik, saya yakin nyawa saudara kami itu tertolong, "keluhnya. Ia bercerita waktu malam itu menggotong almarhum yang sudah tidak sadarkan diri melewati akses yang sangat rawan.

    "Kami melangkah dengan sangat hati-hati dan butuh waktu sekitar lebih dari 20 menit padahal jarak hanya 70 meter saja menuju ambulans yang sudah menunggu di jalan raya, "ceritanya kepada awak media.

    Secara terpisah menghubungi Pendeta Shephard Supit selaku perwakilan pemilik lahan, mengungkapkan rasa turut berbelasungkawa akibat kejadian tersebut, dan sangat menyayangkan kondisi yang dialami penjaga lahan tersebut. Untuk upaya pembukaan akses keluar masuk sesungguhnya sudah beberapa kali coba diupayakan.

    "Kami sudah berupaya bernegosiasi dengan pemilik lahan untuk upaya pembukaan jalan, bahkan ada Jro Bendesa juga sebagai saksinya yang mendengar akan dibuka beberapa meter untuk akses jalan. Nyatanya belum dibuka, bahkan justru ditembok," terangnya di acara Pewarna Indonesia, Rabu (24/11/2021).

    Ia berharap akan ada pihak-pihak berwenang yang ikut menaruh perhatian terhadap persoalan ini. "Kami, tentu siap untuk dimediasi dan bernegosiasi kembali, "ucapnya. (Ray)

    No comments