• Breaking News

    Kerajaan Maroko rayakan HUT Raja Mohammed VI Naik Tahta ke-21

    QuadiĆ¢ Benabdellah
    HAVIA WORLD | MAROKO | Kerajaan Maroko rayakan Peringatan ke-21 Hari Penobatan Sri Baginda Mohammed VI, Raja Maroko, (01/08). Peringatan ini merupakan hal yang penting buat warga Maroko, tetapi walau penting dalam kondisi pandemi Covid-19 ini tidak memungkinkan berkumpul secara fisik untuk merayakan perayaan ini seperti biasa.

    QuadiĆ¢ Benabdellah selaku Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia menyampaikan, "Namun, berkat teknologi, kita masih dapat terhubung, berbagi, dan berpartisipasi secara virtual dalam perayaan satu sama lain, "ungkapnya dalam pidatonya.

    Ia menambahkan dalam pidatonya bahwa dalam kondisi new Normal atau kewajaran baru, dalam memperingati semangat persaudaraan dan hubungan baik antara Republik Indonesia dengan Kerajaan Maroko yang dikonsolidasikan selama bertahun-tahun.

    "Sri Baginda Mohammed VI adalah salah satu pemimpin pertama yang memberi selamat kepada Yang Mulia Presiden Jokowi atas pemilihannya kembali dan pembentukan kabinet barunya. Dengan ini, Maroko kembali meneguhkan tekad dan semangat untuk terus bekerja sama dengan Indonesia demi kepentingan bersama, "katanya dalam pidatonya.


    Dalam kepemimpinan Sri Baginda Mohammed VI, adaptasi dan pembelajaran didalam krisis akibat Pandemi ini, baik krisis kesehatan dan keuangan dapat diatasi dengan baik.

    "Di masa sulit seperti ini, bimbingan dan keputusan bijak sangat dibutuhkan. Puji syukur kepada Tuhan saya panjatkan karena berkat wawasan dan kepemimpinan Sri Baginda, hidup ribuan warga Maroko terselamatkan sembari menjaga perekonomian negara tetap berjalan dengan baik, terlepas dari penutupan perbatasan Maroko sejak tanggal 14 Maret, "jelasnya.

    Tidak hanya untuk kerajaan Maroko, Sri Baginda memerintahkan juga pengiriman peralatan medis, sebagai hibah dan sumbangan, ke lima belas negara Afrika untuk membantu mengatasi pandemi. Dan ini mendapatkan sambutan dan pujian dari banyak organisasi internasional, termasuk beberapa badan-badan PBB, dan LSM atas aksi kemanusiaan ini yang benar-benar mencerminkan rasa solidaritas Maroko terhadap kebutuhan negara-negara Afrika, yang mana Maroko benar-benar memaknai ungkapan,

    SEORANG TEMAN YANG HADIR DI KALA DIBUTUHKAN ADALAH TEMAN SEJATI.

    Di sisi lain, meskipun banyak pertemuan dan acara perdagangan dan ekonomi ditunda atau dibatalkan karena pandemi, kedua belah pihak membuat kemajuan dan bahkan terobosan dalam empat bidang kerja sama utama, yakni:

    1. Di bidang kehakiman, setelah kunjungan kerja yang dilakukan Juli lalu, Yang Mulia Mustapha Fares, Presiden Mahkamah Agung Maroko untuk Jakarta, dan Muhammad Hatta Ali, Ketua Eksekutif Mahkamah Agung Indonesia yang saat itu memimpin delegasi ke Maroko pada bulan Desember 2019, Nota Kesepahaman tentang Pertukaran Yudisial dan Kerjasama antara Dewan Agung Kehakiman Kerajaan Maroko dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia telah ditandatangani.

    2. Dalam kerja sama multilateral, mekanisme timbal balik antara organisasi internasional berjalan dengan baik. Organisasi-organisasi ini juga mengadakan diskusi rutin terkait beberapa masalah internasional. Sebagai contoh: Kedua Menteri Luar Negeri, Y. M. Ibu Marsudi dan Y. M. Bapak Bourita merupakan anggota Kelompok Koordinasi Internasional COVID-19 yang mana keduanya berkoordinasi dan berkolaborasi secara erat.

    Selain itu, mutualisme dalam pendirian serta tindakan antara Indonesia dengan Maroko dalam mendukung hak-hak warga Palestina merupakan contoh yang baik dari kerja sama yang begitu erat.

    3. Ketiga, banyak kemajuan penting yang telah dibuat dalam menyelesaikan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) tentang produk tertentu, dengan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.

    4. Terakhir, kesepakatan mengenai standarisasi dan normalisasi sedang dalam tahap akhir dan akan segera diselesaikan. Kesepakatan ini akan memungkinkan jeruk dan produk pertanian Maroko untuk mengakses pasar Indonesia sekaligus memungkinkan beberapa buah dan produk eksotis Indonesia untuk memasuki pasar Maroko.

    Terkait hubungan antara ASEAN dan Kerajaan Maroko, pada kuartal terakhir tahun 2019, Maroko secara resmi menjadi bagian dari Treaty of Amity (TAC) - Perjanjian Persahabatan dan Hubungan Ekonomi - yang ditandai dengan kunjungan resmi ke markas besar ASEAN oleh Y. M. Menteri Luar Negeri untuk menemui Sekretaris Jenderal ASEAN Y. M. Dato Lim Jock Hoi.

    Di pihak lainnya, Y. M. Nasser Bourita meyakinkan tekad Maroko untuk bekerja sama lebih lanjut dalam membangun kemitraan multidimensi dengan ASEAN sembari bekerja lebih lanjut secara beriringan dalam konsolidasi hubungan dengan sepuluh negara anggota ASEAN.

    "Bahkan, pemimpin kedua negara, Sri Baginda Mohammed VI dan Yang Mulia Presiden Joko Widodo lebih bertekad untuk bekerja sama menuju konsolidasi hubungan bilateral, khususnya yang berkaitan dengan perdagangan dan investasi, demi meningkatkan hubungan diplomatik dan politik antara kedua negara; untuk terus bekerja demi mencapai ambisi kemajuan dan kemakmuran bagi kedua negara persaudaraan, dan untuk mempromosikan Islam yang moderat, perdamaian, dan toleransi di dunia,"pungkasnya. (Tim)

    Sumber: PERSISMA (Persaudaraan Indonesia Sahara Maroko)

    No comments