• Breaking News

    Periset muda Indonesia, teliti potensi kotoran manusia di Jerman

    Fadli (foto Zamane.id)
    HAVIA WORLD | JERMAN | Dilansir dari Zamane.id , Dunia sempat dihebohkan dengan penelitian ilmuan Jepang Mitsuyuki Ikeda dari Laboratorium Okayama mengenai pembuatan daging dari lumpur kotoran manusia (feses) pada tahun 2011 lalu, (klik liputan6.com). Kini periset muda Indonesia bersama timnya menggali potensi yang ada selama ini dari feses manusia. Riset ini dimulai dari mencari tahu bahwa dalam satu kota yang berpenduduk 1 juta manusia, mampu menghasilkan 1.200 ton Nitrogen, 170 ton fosfor, 330 ton Potassium pertahun. Peneliti muda asal Indonesia Fadli Mustamin bersama timnya melakukan penelitian serta bekerjasama dengan universitas Bochum dan Universitas Bonn, International Water Management Institute di Srilanka.

    Universitas Bochum di Jerman telah meneliti sebelumnya dari manfaat feses manusia menjadi pupuk organik untuk sektor pertanian. Fadli Mustamin dan tim meneliti manfaat gabungan lumpur tinja dan sampah organik untuk pupuk organik, dan kerjasama ini di modali oleh Kementerian untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman,BMZ.

    Dalam risetnya metode yang dilakukan adalah melalui pengomposan feses tadi dengan sampah organik untuk dijadikan pellet. Pengomposan yang menghasilkan panas hingga 71°C, efektif membunuh pathogen. Pengomposan itu dilakukan di Srilanka dan dan pelletnya dibawa ke Bochum.

    Setelah di Bochum, Fadli mencampur tanah yang dicampur pellet tadi, sedangkan didalam pellet tersebut 70 persen adalah feses manusia dan 30 persennya adalah sampah organik. Untuk mengetahui kadar karbon dioksidanya (CO²) pellet diberi tambahan bahan yaitu kalium hidroksida (KOH). Kemudian mereka mengukur jumlah kadar CO² dari proses pernafasan mikroorganisme saat inkubasi selama 50 hari. Bila semakin banyak CO² yang dihasilkan, berarti semakin aktif miroorganisme, maka semakin subur tanah itu.

    Penelitian ini diharapkan dapat menggantikan pupuk kimia yang harganya tidak murah saat ini, terutama pemakaian pupuk kimia secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan pencemaran lingkungan. Bila penelitian Fadli ini berhasil bukan tidak mungkin bisa bermanfaat bagi pertanian di tanah air dengan beralih menjadi pupuk organik.

    Fadli dalam mengerjakan proyek ini memiliki harapan bahwa dengan dirinya didanai BMZ dan merupakan bentuk kerja sama antara International Water Management Institute di Srilanka, Universitas Bochum dan Universitas Bonn, dapat menjadi solusi yang tepat bagi negara yang mengalami masalah pengelolaan limbah sanitasi dan sampah dalam perkotaan. (Tim)

    No comments