• Breaking News

    DUNIA MENUNTUT KEADILAN KEPADA OTORITAS CHINA

    Dunia menuntut keadilan
    HAVIA WORLD | INTERNASIONAL | Dilansir melalui youtube CNBC Indonesia, dinyatakan disana bahwa berbagai negara di dunia bersiap-siap melakukan gugatan Class action kepada otoritas China, akibat kelalaiannya terhadap munculnya pertama kali Virus Corona (COVID-19) di kota Wuhan dan China juga dikatakan menutup-nutupi kondisi tersebut dari dunia (desember 2019).
    Seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Israel Shurat HaDin berencana untuk mengajukan gugatan class action terhadap China dalam beberapa hari mendatang. Yang menjadi alasan mereka adalah yaitu karena kelalaian China dalam menangani wabah yang kini sudah menginfeksi lebih dari 2,4 juta orang di seluruh dunia itu. China kemungkinan harus membayar kompensasi sebesar US$ 6 triliun atau sekitar Rp 90 ribu triliun (estimasi kurs Rp 15.000/dolar). Yang sebelumnya dimuali dari ribuan warga Amerika Serikat menandatangani class action di negara bagian Florida, dengan tuntutan kompensasi dan pertanggungjawaban dari China atas pandemi COVID-19.

    Disusul Inggris yang juga mempertimbangkan tuntutan serupa yang mungkin akan diajukan ke PBB dan Mahkamah Internasional (05/04). Tekanan lain akan dirasakan oleh China dari Australia yang menginginkan investigasi secara Internasional di China, dan China wajib membuka semua kepada dunia bagaimana China berbagi informasi dan interaksinya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Menteri Luar Negeri Australia, Senator Marise Payne mengatakan China harus mengungkapkan kepada dunia bagaimana dan mengapa wabah itu bisa terjadi di Wuhan, akhir tahun lalu. "Saya pikir kunci untuk maju dalam konteks masalah ini adalah transparansi," katanya.

    Ditempat terpisah, Pengacara Mesir Mohemed Talaat menekan president mesir untuk membentuk komite pakar hukum Internasional untuk membongkar keberadaan senjata biologis yang dituduhkan kepada China, dinyatakan disana bahwa tuntutan kerugiannya adalah 10 T dollar USD . Lalu India juga meminta kompensasi ke Dewan Hak Asasi di PBB, lalu disusul tuntutan dari Jerman diperkirakan sebesar 2.191 T Rupiah dan kemungkinan akan disusul dari belahan dunia lainnya tuntutan yang serupa yang menekan China nantinya.


    sumber : youtube CNBC Indonesia

    Mendapat tekanan dari Internasional ini China menjawab melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Geng Shuang), Sekalipun Dunia menyerang negeri tak akan mampu mengembalikan waktu dan nyawa karena COVID-19. "Masyarakat AS harus jelas terkait hal ini: China bukan musuh mereka," ujar Geng dalam konferensi pers seperti dilansir Twitter @ChinaDaily.

    "Komunitas internasional harus bersatu untuk memenangkan perang melawan virus corona. Kami berharap orang-orang di AS menghargai fakta, sains, dan konsensus internasional. Mereka harus berhenti menyerang dan menyalahkan China, membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab, dan lebih fokus pada situasi domestik dan kerja sama internasional."

    Disana juga diterangkan bahwa China tidak pernah menuntut AS karena flu H1N1 yang telah menyebar ke 214 negara yang timbul di negara itu tahun 20009, yang telah merenggut 200.000 orang. AIDS pada tahun 1980an yang menyebar keseluruh dunia dan mengakibatkan penderitaan yang mendalam, dan juga krisis moneter di tahun 2008 menurut prof. dari Singapura juga berasal dari Amerika. "Apakah Dunia memintanya? Apakah Dunia menuntut Amerika?," Ujar Geng Shuang Pada Pidatonya.



     Sumber Twitter : @ChinaDaily

    Pada saat Amerika yang mulai akan membuka kondisi negaranya dari lockdown, mereka juga akan ikut dalam tuntutannya. 3 hari yang lalu amerika menghadapi protes keras dari warganya yang mulai kehilangan akal sehat akan kondisi seperti yang dialami saat ini, kehilangan pekerjaan dan kegiatan rutinitas. "I payed my tax u can't lock me up,"begitulah teriakan-teriakan demontran di Amerika sana.


    sumber : Youtube Guardian News

    Protes yang dilakukan warga Amerika ini karena ingin kembali mendapatkan pekerjaannya dan kehidupan yang layak. Berbeda dengan Brazil, presidentnya turun langsung bergabung dengan demontrans yang meneriakkan anti lockdown.


    Sumber : Youtube The Telegraph

    Sepanjang akhir pekan kemarin Demontrasi dilaporkan terjadi di Texas, Indiana dan Wisconsin, setelah sebelumnya terjadi juga di Ohio, Texas, North Carolina, Kentucky, Virginia, Michigan, Minnesota dan Idaho. Lain halnya di Indonesia yang akan tetap melakukan demo disaat Pademi Corona (COVID-19) dan sedang dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)ini, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) akan memperingati hari buruh Internasional atau May Day dengan melakukan aksinya pada tanggal 30 April 2020. (Ray)

    No comments