• Breaking News

    Telah di Amankan 1 ( satu ) Orang Pemuda Dengan Membawah Bendera Bintang Kejora Yang ditempelkan Di Karton, Famlet, Dan Selebaran ULMWP.

    Diduga provokator pembawa pamflet

    Havia world | Papua | Masih ada saja orang ingin mengacaukan aksi perdamaian di tanah Indah Papua, pada hari Jumat (20/9) Pukul 17.20 Wit, bertempat di lapangan Barnabas Youwe Sentani Kabupaten Jayapura telah diamankan 1 ( satu ) orang pemuda atas nama Daniel Kudiai ( Suku Paniai ) dengan Membawah Bendera Bintang Kejora Yang di Tempelkan Di Karton, Famlet, Dan Selebaran ULMWP.

    Adapun identitas pembawa famlet, selebaran bendera bintang kejora dan bendera jamaika adalah diketahui bernama Daniel Kudiai, suku Paniai, 26 tahun, laki2, Buper Waena, Katholik, belum kawin, tidak bekerja.

    Lambang Bendera negara lain

    Kronologi yang terjadi adalah pada pukul 17.20 Wit (waktu Indonesia timur), Pelaku Daniel Kudai hendak masuk ke dalam lapangan barnabas Youwe untuk menonton konser One Love Tour, namun saat hendak masuk ke dalam lapangan konser anggota Polres Jayapura yang melaksanakan PAM menghentikan pelaku karena di curigai membawah barang-barang terlarang dan saat dilakukan pemeriksaan barang milik pelaku didapati 1 ( satu ) buah bendera bintang kejora, 1 ( satu ) buah bendera jamaika, 320 Selebaran yang bertuliskan mengajak aksi demo, 2 ( buah ) spanduk yang bertuliskan : Mendesak Intervensi PBB di West Papua dan Lets Vote For West Papua Unga 2019, 1 ( satu ) unit Hp merek nokia, Uang tunai sebesar Rp. 100.000.

    Dan pada pukul 17.40 Wit, Anggota Opsnal Polres Jayapura dengan menggunakan mobil roda 4 milik Sat Lantas Polres Jayapura membawa pelaku ke Mapolsek Sentani Kota guna dilakukan pemeriksaan/ introgasi lebih lanjut.

    Lambang Bintang Kejora


    Pamflet provokasi

    Anggota Opsnal Polres Jayapura tiba di Mapolsek Sentani Kota dengan membawah 1 ( satu ) pelaku yang bernama Daniel.

    Adapun barang bukti yang di amankan 1 ( satu ) buah bendera bintang kejora yang di tempel di karto , 1 ( satu ) buah bendera jamaika yang telah tempel di karton, 321 lembar Selebaran yang bertuliskan,

    UNITED LIBERATION MOVEMENT FOR WEST PAPUA
    KOMITE AKSI
    SERUAN UMUM

    "HASIL PERTEMUAN PASIFIK ISLAND FORUM (PIF)"
    "LET VOTE WEST PAPUA-UNGA 2019"

    "WEST PAPUA FOR FULL MEMBERSHIP MSG"


    Uang yg dipegang pembawa pamflet provokasi

    Persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dibahas dalam Pertemuan Pemimpin Negara-Negara Pasifik dan juga dihadiri pula pemimpin West Papua, Ketua Eksekutif ULMWP Tuan Benny Wenda bersama delegasi Negara Vanuatu, pada 13-16 Agustus 2019 di Tuvalu yang menghasilkan Komunike ke 35, 36 dan 37 adalah sebagai berikut :

    (1). Para pemimpin mengakui eskalasi kekerasan yang dilaporkan dan melanjutkan dugaan pelanggaran HAM di West Papua dan setuju menekankan kembali dan memperkuat posisi forum untuk meningkatkan keprihatinannya atas kekerasan tersebut.

    (2). Pemimpin meminta semua pihak untuk melindungi dan menegakan hak asasi manusia semua penduduk dan bekerja dan untuk mengatasi akar penyebab konflik dengan cara damai. Lebih lanjut para pemimpin sepakat untuk mempertahankan dialog yang terbuka dan konstuktif dengan Indonesia mengenai masalah dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran di West Papua.

    (3). Para pemimpin menyambut undangan oleh Indonesia untuk sebuah misi ke West Papua oleh Komisaris tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dan sangat mendorong kedua pihak untuk mengambil keputusan sebelum pertemuan pimpinan forum kepulauan Pasifik berikutnya pada tahun 2020.

    Rakyat West Papua tetap konsisten pada perjuangan damai

    "HAK PENENTUAN NASIB SENDIRI" yang dimotori oleh United Liberation Movement For West Papua (ULMWP).

    Ada dua agenda penting bagi rakyat bangsa Papua,

    (1).Sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada tanggal 23-27 September 2019, pada sidang Vanuatu bersama delegasi ULMWP akan menghadirinya. Disaat moment sidang tersebut, Vanuatu mengajukan draft resolusi hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua.

    (2). ULMWP sedang memperjuangkan status anggota penuh (Fullmembership) di Melanesian Spreadhead Group (MSG) pada pertemuan di bulan oktober mendatang.

    Oleh karena itu, diserukan kepada bangsa rakyat Papua untuk melakukan aksi dukungan doa di mesjid, gereja, asrama, dan di rumah-rumah. Kita berdoa agar draft resolusi hak penentuan nasib sendiri menjadi agenda dalam sidang umum PBB ke-74 dan diterima oleh bangsa-bangsa di dunia.

    "Mari satukan hati, satukan jiwa, satukan pikiran dan satukan doa mendukung perjuangan rakyat West Papua untuk menentukan nasib sendiri sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat"

    Begitu provokasi yang dibuat untuk memperkeruh suasana kondusif yang ada.

    Ditemukan 2 ( dua ) buah spanduk yang bertuliskan : Mendesak Intervensi PBB di West Papua dan Lets Vote For West Unga 2019, 1 ( satu ) unit Hp merek nokia, Uang tunai sebesar Rp. 100.000


    Selebaran yang diamankan 

    Tindakan yang memperkeruh suasana ini tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi pembagian selebaran dijalan untuk mendukung sidang umum perserikatan bangsa - bangsa ( PBB ) yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 - 27 September 2019 di Vanuatu, dan juga akan dilakukan aksi turun jalan dalam mendukung hak penentuan nasib bangsa papua dalam sidang umum PBB ke 74.

    Perlu dilakukan pengembangan lebih dalam terkait hasil temuan tersebut sehingga dapat mengetahui agenda maupun wacana dari kelompok KNPB ataupun ULMWP kedepannya, sehingga pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Jayapura dapat mengambil langkah - langkah untuk mengantisipasi terjadinya aksi turun jalan yang bersifat anatkis maupun pengerusakan di wilayah Kab. Jayapura dan Jayapura Kota. (Red)

    No comments