• Breaking News

    Danramil Sawan Fasilitasi Kampanye Percepatan Penurunan Stunting

    Danramil Kapten Inf Made Suparsana, fasilitasi kampanye percepatan penurunan stunting di Sekumpul

    BULELENG - Kampanye percepatan penurunan Stunting adalah merupakan program prioritas nasional dan merupakan program utama Presiden, angka Stunting di Indonesia  sangat tinggi ini akan sangat berbahaya bagi masa depan  bangsa. Anak -  anak yang mengalami Stunting pertumbuhannya terhambat, kecerdasasan anak dibawah rata - rata dan  anak akan beresiko  menderita penyakit diabetes, jelas ini akan mengganggu Stabilitas Negara, membebani negara dan  membebani keluarga. 

    Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten /Kota Provinsi Bali. Kembali diselenggarakan oleh pihak BKKBN Provinsi Bali bersama anggota DPR RI Dapil Bali Ketut Karyasa Adnyana , di Desa Sekumpul Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng,  Rabu (24 /8/2022). 

    Acara yang dihadiri oleh ratusan masyarakat, kader kader PKK  Perangkat desa dan Ibu rumah tangga yang berada di Desa Sekumpul Kecamatan Sawan Buleleng.

    Dalam sambutannya Kepala Desa Sekumpul Made Suarta menyampaikan tentang kondisi masyarakat dan wilayahnya di Desa Sekumpul. Terimakasih  atas waktu yang diberikan, kami sama- sama mensukseskan program kampanye percepatan penurunan Stunting, "ujarnya. 

    Pada kesempatan itu Ketut Karyasa Adnyana juga mengharapkan agar kedepannya lahir generasi muda Buleleng untuk meyambung estafet kepemimpinan.

    Seusai acara Anggota DPRI Ketut Karyasa Adnyana menyampaikan bahwa dalam Kampanye Penurunan Stunting ini karena diketahui bahwa  untuk Provinsi Bali angka Stunting cukup tinggi sehingga dibutuhkan peran semua pihak harus membuat program kegiatan penurunan stunting.Angka stunting masuk dalam angka 24%, ini akan membahayakan kondisi masa depan generasi yang akan datang, dan tingginya angka stunting itu akan menggangu stabilitas negara, membebani negara dan membebani keluarga, sehingga terget mencetak genarasi emas 2045 akan tertunda,"

    Sehingga presiden juga memerintahkan guna mempercepat program penurunan stunting dengan  dikoordinir BKKBN guna menurunkan angka stunting di indonesia.Kami dari komisi IX untuk turun ke  bali dengan target pada 2024 mendatang angka Stunting turun menjadi 10%, mengingat Bali adalah daerah pariwisata dan faktor kesehatan adalah hal yang penting dan sangat  bagus branding praiwisata dimasa mendatang, seraya menambahkan agar target bali dimasa mendatang bahwa angka stunting dibawah angka 24%.

    Sedangkan Kepala BKKBN Provinsi Bali dr. Ni  Luh Gede Sukariasih menyampaikan, jadi untuk kemitraan dengan DPR RI  dalam rangka percepatan penurunan stunting.Dipaparkan oleh Kepala BKKBN Provinsi Bali itu bahwa setidaknya saat ini ada 4 (empat) Kabupaten yang memiliki angka Stunting yang tinggi. Sehingga pola penangannya sampai saat dilakukan tidak membedakan bedakan (Penangannan Stunting.red) antara kabupaten yang satu dengan lainnya.

    "Semua digarap, semisal di kabupaten Karangasem memang karena faktor sosial ekonomi, sedangkan disini (buleleng.red) tidak ada kasus stunting namun keluarga berisiko stunting ada, tentunya kita cegah agar jangan sampai menjadi stunting, sehingga salah satu upaya kita adalah bekerjasama dengan komisi IX DPR RI guna percepatan penurunan stunting," Ujar Kepala BKKBN Provinsi Bali tersebut.Sedangkan saat ini BKKBN Bali sudah mengampanyekan program percepatan penurunan Stunting dengan Anggota Komisi IX DPR RI Ketut Karyasa yang sudah berjalan 9 (Sembilan titik) dari 19 titik yang direncanakan.

    Ditambahkan Luh Gede Sukariasih bahwa oleh sampai saat pola penanganan Kasus stunting dilakukan dengan pola by name by adress, pola identifikasinya melihat dengan satu faktor misalnya sanitasi dalam satu KK bisa menilai apakah dia stunting. Contoh lainnya dengan melihat anaknya banyak, dengan  jarak yang dekat juga berisiko, hal ini juga harus diwapadai jangan sampai anak yang lahir nantinya beresiko stunting, Sampai saat ini angka stunting tertinggi di Bali ada dikabupaten karangasem dengan angka prosentase, 21.03% melebihi standard nasional sebab standard WHO sendiri hanya 20%. (Mga)

    No comments