• Breaking News

    PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN (FPK) KOTA SORONG 2019


    Havia world | Papua |Bertempat di ruang anggrek Lantai II Jalan Burung Kurana no 1, Kelurahan Remu Utara, Distrik Sorong Kota, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat (17/12), telah dilaksanakan Pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Sorong Tahun 2019 yang dipimpin oleh Drs. Welhemus Asmurof (Kadis Perhubungan Kota Sorong) dan diikuti kurang lebih 30 orang.

    Yang mengikuti acara tersebut adalah Dra. Welly Tigtigweria (Sekda kota sorong), Ricky Nauw.SE (Kakesbang Pol Kota sorong), Liber Siagian (Kesbangpol Kota Sorong ), Drs. Hartoyo (Kabid Linmas kesbangpol kota Sorong), Drs. Welhemus Asmurof (Kadis Perhubungan Kota Sorong), Yeremias Gembenop, SH (Sekjen Forum Lintas Suku Asli Papua Raya Sorong), Rudi Kogoya (Kepala Suku Wamena), Mualif Renwarin (Kepala Suku Key), Segenap tamu undangan kepala suku yang hadir.

    Pukul 09.33 WIT kegiatan yang berlangsung mendapatkan arahan oleh Drs. Welhemus Asmurof (Asisten III) yaitu dari forum disebutkan,

    "Dalam organisasi karena waktunya sudah habis periodisasi ini seharusnya dilakukan musyawarah untuk disiapkan pengurus baru", terang Beliau.

    Dalam forum peserta yang hadir harus saling melengkapi satu sama lain, saling mengikuti, semua sama-sama penyesuaian diri berkomunikasi dengan forum pembauran dari suku lain yang merupakan cara untuk saling memahami apa yang bisa digerakan bersama.

    "Yang harus kita dorong adalah gimana persatuan hadir di tempat ini, kadang-kadang kita terlalu sering bicara beragam, tapi lupa persatuannya, padahal ini yang buat kita unik", lanjutnya.

    Dilanjutkan Pukul 09.46 WIT Arahan dari Ricky Nauw.SE (Kakesbang Pol Kota sorong).

    "Khusus buat forum pembauran kebangsaan ini semoga makin besar, nanti Kesbangpol ikut dukung dalam forum pembauran ini, kita harap Kota Sorong bisa bisa lebih maju interaksi yang sangat dipentingkan", terang Beliau.

    Dalam acara ini beliau juga menjelaskan bahwa Forum Pembauran Kebangsaan ini juga Siap jadi pilar dan merupakan garda terdepan pembauran kebangsaan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI harga mati, berjanji akan setia pada Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia dan meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa, dan mampu menciptakan harmonisasi atas pluralisme, etnis, suku, dan RAS dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

    Dan tutupnya "Mendukung Pemda dalam upaya menciptakan situasi Kota Sorong tetap aman, tentram, damai, dan kondusif sesuai dengan misi Pak Walikota yaitu maju kotanya bahagia warganya".

    Selanjutnya arahan M. Liber Siagian (Kesbangpol Kota Sorong) pukul 10.07 WIT, bahwa disepakati yang melakukan Musyawarah adalah Forum Pembaharuan Kebangsaan (FPK) atau hanya dari pemerintah daerah adalah dewan Pembina yang sudah disampaikan bahwa sudah ditentukan di Pemerintah Daerah.

    Sedangkan untuk di tingkat kota ini nanti dikembalikan bapak Ibu musyawarah semua suku yang ada di Papua maupun yang dari nusantara, kita nanti menindak lanjuti ketika sudah terjadi hari ini nanti siapa pengurusnya sesuai Permendagri yang ada adalah ketua, wakil ketua dan sekretaris dan berkembang.

    Sudah berapa kali inisiasi dilaksanakan pertama di Kapolres kemudian tahun 2018 kita sudah rapat di sini Dari dari provinsi yang mengadakan tapi harapan kami dari Kesbangpol kalau bisa sekarang itu tuntas penentuannya masalah teknis nanti yang penting kita bikin berita acara hari ini tanda tangan semua makanya kemarin ini kita edarkan biodata supaya jelas jangan salah salah namanya.

    Beberapa kepala suku yang ada di Kota Sorong peduli terhadap kegiatan forum ini pada umumnya sekarang kita tentukan supaya prosesnya cepat begitu Bapak Bapak Ibu sekalian kemudian masalah yang perlu saya sampaikan bahwa dewan Pembina itu adalah ketua dewan Pembina adalah ibu Walikota, Sekretaris Kepala Badan Kesbangpol dan anggotanya anggotanya Muspida atau sama dengan pimpinannya dan ditambah nanti Bidang teknis yang membidangi Kepala Bidang dan ideologi saya otomatis nanti tetap secara tidak langsung.

    "Aturannya sudah pernah di sosialisasi dari provinsi juga antara dewan pembina harus sering berjalan dan bisa melakukan ini nanti kalau sudah terbentuk bikin proposal ajukan ke Pak Walikota bikin rekomendasi apa yang menjadi kebijakan dari tadi kita sama-sama merumuskan untuk menyampaikan ke walikota kebijakan kebijakan Apa yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pembangunan kebangsaan", jelas Beliau

    Dilanjutkan Pukul 10.15 WIT Diskusi pembentukan Forum Pembaharuan Kebangsaan (FPK) Kota Sorong yang dipimpin oleh Yeremias Naw (Kepalasa Suku Lintas Papua), Tagor Manurung (Kepala Suku Batak Kota Sorong) dan Kisman Rahayan M.si.(IKMAL).

    Kisman Rahayan M.si.(IKMAL) menjelaskan, "Sekitar 20 sampai 30 orang pada hari Jumat itu sesuai arahan dari pihak Kesbangpol perwakilan yang masuk di sini masyarakat seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke provinsi- provinsi yang ada 34 provinsi 1 provinsi 1 orang saja", bahwa kami ada di Pulau Sumatera, Pulau Sumatera itu ada 3 suku yang ada di sana yang kedua yang ada di kota Sorong suku Aceh itu dengan tidak ada suku Jambi, Bengkulu Lampung yang selama ini mendiam dikota Sorong, demikian dari Sumatera itu yang mewakili adalah masyarakat batak dari suku Minang dari Sumatera Barat unsur melalui secara keseluruhan diharapkan bisa mewakili warna dari pulau Sumatera secara umum".

    "Pulau Kalimantan itu yang pasti Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah Palangkaraya, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan ada 12 orang saja, unsur dari Kalimantan ini tidak ada yang mendiami dikota sorong", lanjut Beliau.

    Tagor Manurung (Kepala Suku Batak Kota Sorong) ikut berbicara, Kalau dibagi per provinsi ada 7 di sana termasuk DKI dengan daerah istimewa Jogja,kita melihat berdasarkan kenyataan yang ada, yang biasanya itu kita suara cuman 3 suara itu Ikatan Keluarga suku Madura, tetapi ada beberapa etnis juga yang ada di dalam sehingga dipandang penting untuk dimasukkan di dalamnya.

    Di Pulau Jawa yaitu Sunda Jawa dan Madura yang berikut ini misalnya kita boleh anggap bahwa itu tidak ada orang di sini walaupun para anggota dewan Tapi berarti harus 1 dimasukkan semua, Sulawesi itu yang berdominasi KKS Kemudian dari unsur sulawesi Utara itu mewakili Minahasa maupun Gorontalo.

    "Jumlah yang itu cuman 31 Orang yg di masukan untuk mewakili daerah-daerah yang ada di Sorong, sementara kalau di situ saya katakan bahwa etnis Tionghoa orang Sulawesi Selatan itu ada di bawah KKS, kemudian Toraja juga seperti itu Jadi untuk tidak mengurangi jumlah yang ada, Jangan sampai tidak terakomodir dengan yang lain sedang saya sampaikan bahwa KKS itu termasuk Sulawesi Barat, Sulawesi Barat masih ada di bawah ini jadi Toraja itu dikatakan sesuai dengan aturan yang ada", terang beliau.

    Dilanjutkan Yeremias Naw (Kepalasa Suku Lintas Papua), Makanya dimasukkan Dia kemudian juga bisa khusus untuk masyarakat tionghoa tidak semuanya berasal dari Sulawesi Selatan dari luar daerah juga banyak dan Maluku banyak makanya perwakilan dari unsur-unsur etnis awal bukan Indonesia asli itu sudah diakui dan proaktif.

    Maluku banyak karena terdiri dari pulau-pulau karena beda pulau ya beda etnis beda suku makanya kita tidak mungkin mengambil semua kalau semua.

    Untuk organisasi yang diluar Kota Sorong agar diwilayahnya masing-masing jangan digabungkan denga di Kota karena Kota banyak suku.

    "Penyampaian dari perwakilan Ikaswara :
    Yang terbesar terkait dengan suara kepala sukunya suara itu Sunda dan Jawa Jawanya diwakili di tengah-tengah Sundanya diwakili di wilayah barat sedangkan Maduranya di waktu itu mereka berbeda bahasa Madura suku besar ini karena kalau kita berlibur kabupaten kabupaten ratusan ratusan kalau kita bagi 3 Jawa Timur Jawa Barat DKI dengan dalam satu kasih", terangnya.

    Rudi Kogoya (Kepala Suku Wamena), mengatakan "kalau ada apa-apa harus turun nanti kalau sudah dilantik oleh Walikota jangan sampai kepala2 suku ini terbakar suasana, sesuai dengan petunjuk yang ada, sekali2 diundang bagaimana untuk masyarakat kota sorong kami yang ada disini meminta agar dijadwalkan ulang supaya kalau ada apa2 dengan kepala kepala suku agar hadir".

    Perwakilan dari KKS juga ikut rembuk dan menyampaikan,

    "Jadi Saran saya kalau bisa kita semua harus saling rukun dan kompak walapun beda RAS di Kota Sorong bisa bekerjasama dalam penyelesain masalah suku, semoga saja tidak terjadi perselisihan antar suku".

    Dijawab dengan Saran dari Liber Siagian (Kesbangpol Kota Sorong ), Untuk Forum ini akan didukung baik toga toda tomas dan tokoh wanita akan selalu membantu dan mempertahankan forum ini agar diajukan supaya dapat ajukan ke walikota, dan merupakan akhir acara hari ini, jam menunjukan pukul 11.50 WIT Seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman dan lancar.


    Yang menjadi catatan disini adalah agar semua kepala suku yang ada di kota sorong dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan harus hadir supaya didapat kesepakatan bersama, Forum ini bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Aparat keamanan yang ada di Kota Sorong. (Red)

    No comments