• Breaking News

    Made Kasta, peran perempuan dalam era globalisasi, Dirgahayu PIRA ke-13

     

    I Made Kasta, Dirgahayu PIRA ke-13

    HAVIA WORLD | BALI | Di era globalisasi ini peran perempuan tidak hanya dalam keluarga untuk melayani suami dan anak, namun peran domestik dan kancah publik tetap bisa dilakukannya secara sekaligus. Dengan kata lain perempuan saat ini dapat berkontribusi dalam segala bidang kehidupan tanpa ada diskriminasi pembagian kerja.




    Ditemui dikediaman I Made Kasta selaku tokoh masyarakat dan saat ini adalah Wakil Bupati Klungkung, mengungkapkan hal yang sama bahwa emansipasi perempuan sejak jaman Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika bahkan pada cerita pewayangan dalam kitab suci Mahabarata di kerajaan Dásaratha saat Drupadi dianiaya, disana lahirlah pengertian 'Dimana wanita dianiaya disana akan terjadi permasalahan' (perang kurushetra).

    "Dari itulah saya sangat menghormati emansipasi wanita, saat menjadi Sekretaris di Partai Gerindra, Saya mendirikan PIRA (Perempuan Indonesia Raya) dan TIDAR (Tunas Indonesia Raya) untuk di Klungkung. Khususnya PIRA kita dirikan dengan biaya sendiri dan berdiri sampai sekarang, "ungkap Kasta.

    Ia menambahkan untuk kader perempuan saat ini sangat diperlukan untuk memenuhi kuota pencalonan dalam partai politik harus 30% ada kaum perempuan. Apabila tidak ada keterwakilan perempuan dalam pencalonan legislatif (caleg) makan pencalegan akan gagal. "Untung saya dirikan PIRA," imbuhnya.

    PIRA yang saat ini baru merayakan ulang tahunnya yang ke-13 pada tanggal 9 oktober 2021, menurutnya mampu mengisi posisi syarat 30% persen wanita dalam pencalonan legislatif. Itu tertuang dalam pasal 65 ayat 1 Undang- Undang nomor 12 tahun 2003 mengenai keterwakilan sekurang- kurangnya 30%, itu merupakan peran nyata perempuan dalam ranah politik.

    "Maka dari itu semua mari kita hormati emansipasi wanita ini dimanapun, di Indonesia bahkan di Bali, bagi para wanita yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif saya mendukung sekali untuk pendaftaran melalui PIRA, bukan hanya PIRA-PIRA di Gerindra saja tetapi PIRA-PIRA yang lain juga, dan menunjukan diri bahwa perempuan itu bisa, "tegasnya.

    Di Bali menurutnya bahwa peran perempuan sudah sangat banyak, salah satunya peran didalam rumah tangga yang ikut mencari nafkah untuk keluarga bersama-sama dengan laki-lakinya, sang anak biasanya dititipkan dikeluarga atau orang tuanya (nenek kakeknya).

    "Lihat di PNS (Pegawai Negeri Sipil) banyak sekali perempuan disana, ini artinya perempuan dan laki-laki seimbang dalam kepandaian, " pungkasnya. (Ray)






    No comments